Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) memang sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, tak terkecuali, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah. Pada saat membuka Workshop Hasil Survei Komoditas Strategis Kakao dan Tebu, Habib kembali menyampaikan hakekat menyatukan data dan tantangan yang dihadapi dalam menyinergikan data lintas sektor dan kementerian/lembaga. “Kebijakan Satu Data Indonesia pada bidang produksi atau pertanian diharapkan dapat segera terwujud, utamanya karena sekarang data spasial dan geostatistic sudah tersedia”, ungkap Habib.
Workshop yang diselenggarakan di ballroom Jasmine II Swiss-belhotel, Jakarta tersebut mengusung konsep diskusi panel dengan 3 narasumber dan 2 pembahas. Bertindak sebagai moderator pada sesi diskusi tersebut adalah Kadarmanto, Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan BPS.
Diskusi dimulai dengan sebuah paparan berjudul “Tanpa Investasi, Masihkah Tebu Terasa Manis?” oleh narasumber pertama, Agung P. Murdanoto, Direktur Pengendalian Usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia. Dilanjutkan dengan paparan oleh Wahyu Wibowo, Direktur Eksekutif Cocoa Sustainability Partnership (CSP).
Paparan terakhir dibawakan oleh Hermanto selaku Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan yang mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama melihat kondisi produksi maupun konsumsi terkini dari komoditas tebu dan kakao secara agregat. Hermanto menjelaskan, "Sampel dalam survei komoditas strategis tebu ini ada 7 provinsi dan 23 kabupaten. Namun sampel tersebut sudah mencakup 62,19% dari total rumah tangga tebu dan 60,61% luas tanam tebu sesuai data Sensus Pertanian 2013."
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono menanggapi paparan dari para narasumber, “Pada intinya tanggapan dari saya itu melingkupi penyamaan metodologi sebagai fokus upaya Satu Data Indonesia, termasuk berkaitan dengan tematiknya, dan keterlibatan karakter tiap tanaman untuk dijadikan pertimbangan dalam tahapan konsep pendefinisian." Sedangkan Piter Jasman, Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia dengan semangat menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Satu Data Indonesia, mengingat Kakao juga adalah salah satu komoditas strategis Indonesia yang juga berpotensi besar dalam mendorong perekonomian Indonesia lewat kegiatan ekspor.