Jakarta – “Saya belum pernah mendengar lagu kebangsaan negara saya dinyanyikan dengan kur sebagus ini. Saya jadi ingin belajar menyanyi setelah mendengarnya,” sanjung Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan kepada Paduan Suara Excelsior Politeknik Statistika (Polstat) STIS yang disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir di Aula Gedung 1 Lantai 10 BPS, siang tadi (4/7). Momen hangat tersebut terekam dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan the Australian Bureau of Statistics (ABS).
Kerja sama selama lima tahun ini sebagai tonggak untuk semakin mempererat hubungan kedua lembaga statistik ini, juga sebagai bentuk pengakuan hubungan kemitraan antara Indonesia dan Australia. Kepala Statistik Australia, David W Kalisch mengatakan kerja sama antara BPS dan ABS ini menandai babak baru dalam hubungan yang sudah terjalin selama 20 tahun. BPS dan ABS kali ini akan bekerja sama dalam mewujudkan modernisasi dan transformasi statistik, termasuk melalui pemanfaatan big data dan integrasi data.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menjelaskan, dalam kerja sama ini posisi BPS akan berubah, tak hanya sebagai penerima asistensi teknis, namun sama-sama mengambil peranan. “Ada yang bisa ABS pelajari dari BPS, seperti bagaimana mendata di wilayah kepulauan dengan kondisi geografis yang menjadi tantangan utama BPS dalam menyediakan data untuk semua pihak,” ujar Kecuk dalam sambutannya.
Kerja sama ‘babak’ baru ini juga akan difokuskan pada kolaborasi keduanya dalam hal statistik sosial mengingat BPS akan menghadapi Sensus Penduduk 2020. Selain itu, terkait statistik makro-ekonomi Indonesia, standar internasional dalam menghitung statistik lingkungan, dan mendukung agenda the United Nations untuk Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030. “Sangat penting bagi ABS bisa terlibat untuk membantu membangun perstatistikan negara tetangga (Indonesia, red) dalam hal kemampuan teknik dan kebutuhan BPS dalam inovasi, modernisasi, dan kolaborasi dengan komite statistik internasional,” jelas Kalisch yang mengaku menjagokan Tim Prancis dalam Piala Dunia 2018 ini.
Suasana penuh kehangatan sangat terasa dalam pertemuan antara dua lembaga ini. Di awal acara, Tari Pasambahan dari Sumatra Barat menyambut kedatangan Kecuk, Kalisch, dan Gary. Para penari yang merupakan mahasiswa Polstat STIS mengalungkan kain NTT ke bahu ketiganya. Suguhan tarian dan nyanyian dari Nusantara kian mewarnai agenda penting ini. Apalagi di akhir kegiatan, para penari mengajak para peserta bergoyang “Maumere”. Semua tanpa sekat, bergoyang bersama larut dalam kebersamaan. (Humas BPS/Kunti)
