Bali - Gerak tangan lentik dibarengi lirikan mata penuh arti khas Tari Bali dari lima penari cilik mengawali Workshop Evaluasi Penyusunan Neraca Satelit Pariwisata (PDB Pariwisata) yang berlangsung di Ballroom Hotel Trans Resort Bali pagi tadi, (4/4). Acara pun semakin meriah dengan gema laras angklung yang diiringi tepuk tangan saat Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Sri Soelistyowati berkolaborasi dengan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti membuka acara.
Pariwisata dijadikan salah satu alternatif ekonomi untuk meningkatkan nilai tambah dan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Peran BPS dalam mendukung salah satu program pembangunan nasional ini dengan menyusun neraca pariwisata atau TSA (Tourism Satellite Accounts) sebagai salah satu tools penting untuk menghitung kontribusi pariwisata dalam perekonomian.
Penyusunan TSA yang baru pertama kali akan dilakukan dinilai Yunita sangat menantang. "Keterbandingan internasional harus kita pegang," ujar Yunita. Oleh karena itu, International Recommendation for Tourism Statistics 2008 dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2015 akan digunakan sebagai acuan panduan.
Sementara Lies menekankan proses kerja yang kolaboratif dan integratif dengan kementerian/lembaga (K/L) serta dinas terkait mengingat ragam data yang dibutuhkan. “Saya minta teman-teman untuk terbuka memberikan datanya, berdiskusi, dan menginformasikan segala informasi yang perlu diketahui dalam penyusunan TSA ini,” imbau Lies.
Acara yang akan berlangsung hingga 6 April ini diikuti 139 peserta yang berasal dari BPS, baik pusat dan daerah, perwakilan K/L, asosiasi dan kepala BPS kabupaten di wilayah destinasi wisata sepuluh 'Bali baru': Danau Toba, Pulau Belitong, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Pantai Mandalika, Desa Labuan Bajo, Taman Nasional Wakatobi, dan Pulau Morotai.