Tanggal Rilis | : | 1 Oktober 2009 |
Ukuran File | : | 0.32 MB |
Abstraksi
Pada Agustus 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 100,24, atau naik 0,42 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 95,37; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 103,77; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 104,77; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 104,63, dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 106,42.
Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada Agustus 2009, NTP 21 provinsi naik, 1 provinsi relatif stabil, sedangkan 10 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat (2,22 persen), terutama disebabkan harga produsen cabe merah yang naik 7,88 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua Barat (1,90 persen), terutama disebabkan harga produsen coklat yang turun 8,57 persen.
Pada Agustus 2009, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,66 persen. Inflasi perdesaan Agustus 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga subkelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan serta rekreasi & olah raga masing-masing naik sebesar 0,77 persen; 0,69 persen; 0,84 persen; 0,37 persen; 0,27 dan 0.61 persen sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi turun 0,11 persen.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 791 transaksi harga gabah di 15 provinsi, komposisi jumlah observasi didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 74,72 persen, diikuti oleh gabah kualitas rendah sebesar 18,33 persen, dan Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 6,95 persen.
Harga gabah tertinggi di tingkat petani berasal dari gabah kualitas GKP senilai Rp3.500,- per kg yang terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan). Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara) senilai Rp1.900,- per kg, yang berasal dari gabah kualitas yang sama.
Dilihat dari rata-rata harganya, gabah kualitas GKG baik di tingkat petani maupun penggilingan masing-masing naik 1,10 persen menjadi Rp2.986,- per kg dan 0,66 persen menjadi Rp3.042,- per kg dibandingkan bulan lalu. Sedangkan gabah kualitas GKP naik 2,78 persen menjadi Rp2.730,- per kg di tingkat petani dan 3,04 persen menjadi Rp2.794,- per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu, gabah kualitas rendah di tingkat petani naik 4,64 persen menjadi Rp2.501,- per kg.
Selama tiga bulan terakhir, persentase observasi harga gabah di bawah HPP di tingkat penggilingan cenderung menurun. Dibandingkan bulan lalu, terjadi penurunan dari 7,72 persen menjadi 6,04 persen. Sebaliknya, observasi harga gabah kualitas rendah meningkat dari 14,93 persen menjadi 18,33 persen.
Upah nominal harian buruh tani Nasional pada Agustus 2009 naik sebesar 0,25 persen dibanding upah Juli 2009, yaitu dari Rp36.908,- menjadi Rp37.002,- per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,73 persen).
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada September 2009 naik 0,56 persen dibanding upah Agustus 2009, yaitu dari Rp55.424,- menjadi Rp55.736,- per hari. Secara riil turun sebesar 0,48 persen).
Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan I 2009 naik sebesar 0,92 persen dibanding upah triwulan IV 2008 yaitu dari Rp1.106.134,- menjadi Rp1.116.361,-, secara riil naik 0,55 persen1). Dibanding upah triwulan I 2008 (year on year), upah nominal naik 2,10 persen.