Tanggal Rilis | : | 3 Agustus 2009 |
Ukuran File | : | 0.31 MB |
Abstraksi
Pada Juni 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 99,56, atau naik 0,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 95,07, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 101,97, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 103,73, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 104,34, dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105,83.
Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada Juni 2009, NTP 20 provinsi naik, 1 provinsi relatif stabil, sedangkan 11 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (1,49 persen), terutama disebabkan harga produsen coklat yang naik 1,36 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat (1,29 persen), terutama disebabkan harga produsen padi yang turun 3,43 persen.
Pada Juni 2009, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 0,35 persen. Inflasi perdesaan Juni 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga subkelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi & olah raga serta transportasi dan komunikasi naik masing-masing sebesar 0,30 persen; 0,57 persen; 0,53 persen; 0,31 persen; 0,21 persen; 0,27 dan 0.02 persen.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 978 transaksi gabah di 18 provinsi selama Juli 2009, didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 76,99 persen, diikuti oleh gabah kualitas rendah sebesar 19,12 persen, dan Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 3,89 persen
Meskipun relatif masih di atas HPP, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani turun 1,37 persen menjadi Rp2.645,- per kg dan di tingkat penggilingan turun 1,41 persen menjadi Rp2.700,- per kg dibandingkan Juni 2009. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani naik 0,49 persen menjadi Rp2.974,- per kg dan di tingkat penggilingan naik 0,75 persen menjadi Rp3.039,- per kg. Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp2.366,- per kg atau naik 6,16 persen.
Harga gabah terendah di tingkat petani berasal dari gabah kualitas rendah sebesar Rp1.800,- per kg yang terjadi di Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat). Sedangkan harga tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP sebesar Rp3.800,- per kg yang terjadi di Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah).
Dibandingkan Juni 2009, persentase observasi harga gabah di bawah HPP di tingkat penggilingan meningkat dari 11,65 persen menjadi 16,43 persen selama Juli 2009. Sebaliknya, terjadi penurunan persentase observasi harga gabah kualitas rendah dari 19,72 persen menjadi 19,12 persen.
Upah nominal harian buruh tani Nasional pada Juni 2009 naik sebesar 0,23 persen dibanding upah Mei 2009, yaitu dari Rp36.742,- menjadi Rp36.827,- per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,12 persen1).
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juli 2009 naik 0,31 persen dibanding upah Juni 2009, yaitu dari Rp55.090,- menjadi Rp55.258,- per hari. Secara riil turun sebesar 0,14 persen1).
Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan IV 2008 naik sebesar 0,07 persen dibanding upah triwulan III 2008 yaitu dari Rp1.099.282,- menjadi Rp1.100.033,-, secara riil turun 0,45 persen1). Dibanding upah triwulan IV 2007 (year on year), upah nominal naik 4,72 persen.