KemenPPPA Bersama BPS Rilis Data tentang Perempuan dan Anak

Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu tantangan besar dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Untuk melihat sejauh mana prevalensi kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, dan United Nations Population Fund (UNFPA) telah merilis hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) di Jakarta (7/10).

Rilis tersebut dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono; Perwakilan Kementerian PPN/Bappenas; UNFPA; Lembaga Demografi FEB UI; dan Poltekesos Bandung.

Dalam kesempatan tersebut, KemenPPPA mengapresiasi BPS yang secara intens telah melakukan pendampingan kepada KemenPPPA dalam pelaksanaan SPHPN dan SNPHAR. Hasil SPHPN dan SNPHAR 2024 menunjukkan adanya penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak dibandingkan hasil survei periode tahun 2016 dan 2018. Ini menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak telah berjalan dengan baik.

Pada sambutannya, Ateng mengatakan bahwa dalam kedua survei ini, BPS berperan sebagai pembina data statistik sektoral dan Satu Data Indonesia, salah satunya dalam penyusunan metodologi, pembangunan aplikasi CAPI dan dashboard, serta melakukan pendampingan. Ia juga menjelaskan bahwa BPS telah terlibat dalam SPHPN dan SNPHAR sejak tahun 2016. “Mudah-mudahan hasil survei ini akan bermanfaat bagi kita semuanya,” harap Ateng.