Sestama BPS Buka Tiga Kegiatan Sekaligus

Yogyakarta - Workshop terkait pengadaan barang dan jasa menjadi sangat vital dilakukan, mengingat temuan BPK terhadap kementerian/lembaga (K/L) masih didominasi oleh pengadaan barang/jasa.Temuan tersebut belum tentu dikarenakan adanya penyelewengan dalam proses pelaksanaan, tetapi juga bisa disebabkan oleh kurang pahamnya penanggung jawab terhadap peraturan, serta adanya perbedaan persepsi antara penanggung jawab pengadaan di pusat dengan di daerah. 

Demikian hal tersebut disampaikan Sekretaris Utama BPS, Adi Lumaksono saat membuka tiga kegiatan sekaligus, yaitu Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L BPS Tahun Anggaran 2020; Workshop Kasubbag Pengadaan Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2019; serta Pelatihan Instruktur Nasional Survei Komoditas Strategis (Komstrat) Tebu 2019 di Hotel Melia Purosani, Selasa (25/6). “Untuk itu, saya minta Saudara sekalian agar betul-betul mencurahkan pikiran dan perhatian Saudara untuk mendalami Perpres yang sangat krusial ini (Perpres No 16/2018 tentang Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa, red),” pinta Adi kepada peserta. 

Terkait pelaksanaan Survei Komstrat Tebu Tahun 2019, Adi mengatakan bahwa melalui survei tersebut akan diperoleh data mutakhir yang valid dan dapat menggambarkan estimasi data luas dan produksi rumah tangga usaha tebu serta pola distribusi hasil produksi tebu tahun 2019, dengan menggunakan CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing). Kenapa tebu yang dipilih? "Kebutuhan gula kita masih diimpor dan konsumsi kita dari tahun ke tahun ada indikasi meningkat. Sehingga untuk memenuhi permintaan dalam negeri agar tidak impor, maka komoditas ini akan menjadi bagian yang sangat strategis. Untuk itu diperlukan data produksi tebu yang paling up to date," ujar Adi. 

Survei akan dilaksanakan di tujuh provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, dan Kalimantan Barat. Survei ini kali pertama dilakukan di Indonesia, setelah pada tahun lalu telah diadakan uji coba di Tulungagung dan Ponorogo (Jawa Timur). Ketujuh provinsi tersebut merupakan provinsi dengan rumah tangga petani tebu terbanyak se-Indonesia berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013.