Sorong – “Disparitas kemiskinan memang masih tinggi. Oleh karena itu, diskusi yang interaktif dan positif di antara kita diharapkan jadi solusi pembangunan,” ucap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto ketika menjadi pembicara kunci dalam acara "Kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) PDRB Sulampua 2019" yang bertemakan “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang Berkeadilan dan Berkelanjutan melalui Peningkatan Daya Saing dan Pemanfaatan Sumber Daya Unggulan Daerah”,(27/6). Lebih lanjut Kecuk mengatakan bahwa BPS akan terus mendukung dalam hal penguatan data diantaranya melalui disagregasi PMTB, sehingga mampu menjadi basis data investasi fisik yang komperehensif dan terintegrasi. Selain itu, juga akan dibentuk Tabel IRIO (Inter-regional Input Output) untuk mengidentifikasi sektor/produk unggulan di masing-masing daerah.
Sebelumya, acara yang berlangsung di Aimas Convention Centre Sorong ini dibuka oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan. Dalam sambutannya, Dominggus menjelaskan bahwa untuk mendukung keberhasilan program pembangunan daerah harus memanfaatkan data statistik. Hal ini penting untuk mewujudkan impian Papua Barat menjadi provinsi konservasi alam. Setiap usaha peningkatan perekonomian memang selayaknya berasaskan berkelanjutan agar menghindari pencemaran dan kerusakan lingkungan di Papua. “Kita jaga alam, alam jaga kita. Kita jaga hutan, hutan jaga kita,” tutur Dominggus.
Pada kesempatan yang sama Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian menjelaskan bahwa ada satu hal fenomena ekonomi unik di Papua, yaitu tingkat kemiskinan sangat tinggi, namun angka pengangguran berada di bawah angka nasional. “Ini mengindikasikan rendahnya kualitas sumber daya manusia,” papar Iskandar. Oleh karena itu, diharapkan Konreg PDRB ini akan menghasilkan solusi agar kualitas para pekerja semakin membaik.
Acara dilanjutkan dengan talkshow yang diisi oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS (Sri Soelistyowati), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS (Yunita Rusanti), Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas (Velix Vernando Wanggai), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan yang membawahi Sulampua (Bambang Kusmiarso), dan akademisi Universitas Hasanudin (Tahir Kasnawi).