October 21, 2020 | BPS Activities
Jakarta - Indonesia sangat berkomitmen untuk melaksanakan agenda
pembangunan berkelanjutan dalam kerangka Sustainable Development Goals
(SDGs). Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat mencapai
target-target pembangunan nasional agar sejalan dengan target capaian
tujuan pembangunan berkelanjutan secara global.
Salah satu wujud
komitmen pemerintah dalam bidang pembangunan manusia adalah dengan
dicanangkannya program nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif (PAUDHI). Program ini sejalan dengan Target SDG 4.2, yaitu
“Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,
pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga
mereka siap untuk menempuh Pendidikan dasar”.
"Usia dini adalah
periode emas, fase ini sangat penting dan harus dikembangkan secara
maksimal untuk membuka potensi anak-anak Indonesia,” ucap Kepala BPS,
Kecuk Suhariyanto ketika memberikan sambutan pada acara Launching
Analisis Perkembangan Anak Usia Dini Indonesia 2018 dan Instrumen ECDI
(Early Chidhood Development Index) 2030. Acara ini digelar secara daring
dan dapat disaksikan langsung melalui kanal Youtube BPS dan zoom
meeting. (20/10).
“UNICEF sangat bangga dengan komitmen BPS dan
mengapresiasi dukungan dari Tanoto Foundation dalam proses adaptasi
ECDI2030 ini. Semoga instrumen ini dapat dilaksanakan dalam survei
nasional mulai tahun depan, sehingga perencanaan pembangunan dalam
sektor anak usia dini bisa dilakukan dengan berbasiskan data capaian
perkembangan anak usia dini yang sesuai dengan indikator SDGs,” harapan
ini dikemukakan oleh Debora Comini, Perwakilan UNICEF untuk Indonesia.
ECDI
2018 hasil integrasi Riskesdas dan Susenas 2018, digunakan untuk
melihat keberhasilan kebijakan pengembangan anak usia dini holistik
integratif, yang diharapkan dapat dibandingkan antar negara. Disebutkan
Kecuk ada 10 pertanyaan yang dikelompokkan dalam empat dimensi yakni
literasi numerasi, kemampuan fisik, kemampuan sosial emosional, dan
kemampuan belajar. Capaian ECDI 2018 sebesar 88,30 persen. Dua dimensi
yang tertinggi masing-masing dimensi kemampuan fisik (97,80 persen) dan
kemampuan belajar (95,20 persen). Pada kesempatan ini juga dikenalkan
instrumen ECDI 2030 yang dikembangkan BPS bersama UNICEF dengan dukungan
Tanoto Foundation. Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan uji
coba instrumen ini.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan talkshow,
mengupas berbagai perspektif pemikiran dari para narasumber mumpuni di
bidangnya seputar perkembangan anak usia dini dengan dipandu oleh
presenter ternama, Shahnaz Haque. Turut berhadir menjadi narasumber
yaitu Deputi Bidang PMMK Kementerian PPN/Bappenas, Subandi Sardjoko;
Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kemenko PMK,
Femmy Eka Kartika Putri; Ketua Sub Pokja Goal 4 SDGs, Amich Al Hamami;
Education Specialist UNICEF Indonesia, Nugroho Indera Warman, Head of
Early Childhood Education and Development, Tanoto Foundation, Eddy
Henry; dan Statistisi Utama BPS, Adi Lumaksono.
Semoga dengan
adanya kegiatan ini, bisa menjadi gambaran bahwa perkembangan anak
Indonesia adalah sesuatu yang juga menjadi prioritas pembangunan. Anak
adalah masa depan bangsa Indonesia. Anak merupakan generasi muda yang
memiliki peranan penting dalam menjaga dan meneruskan cita-cita bangsa.
“Mari kita meninggalkan mata air, bukan air mata untuk seluruh anak
Indonesia,” tutup Shahnaz.
#DataBPS
#ECDI2030
#HumasNews