Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Naik 4,00 Persen Dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Naik 2,50 Persen Pada Triwulan II Tahun 2017 Dari Triwulan II Tahun 2016 - Badan Pusat Statistik Indonesia
Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Naik 4,00 Persen Dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Naik 2,50 Persen Pada Triwulan II Tahun 2017 Dari Triwulan II Tahun 2016

Tanggal Rilis : 1 Agustus 2017
Ukuran File : 1.5 MB

Abstraksi

Industri Manufaktur Besar dan Sedang
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2017 naik sebesar 4,00 persen (y-on-y) terhadap triwulan II tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya produksi industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya, naik 10,86 persen; industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, naik 9,21 persen; dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, naik 8,98 persen. Sementara itu, jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pengolahan lainnya, turun 10,53 persen, industri minuman, turun 8,26 persen; dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, turun 7,57 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2017 naik sebesar 2,57 persen (q-to-q) terhadap triwulan I tahun 2017. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri makanan, naik 8,59 persen, industri  mesin  dan perlengkapan ytdl, naik 7,97 persen; dan industri logam dasar, naik 6,86 persen. Sementara itu, jenis-jenis industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri karet, barang dari karet dan plastik, turun 8,75 persen; industri pengolahan lainnya, turun 7,77 persen; dan industri kertas dan barang dari kertas, turun 6,79 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, naik 20,58 persen; Provinsi Jambi, naik 14,44 persen; dan Provinsi D.K.I Jakarta, naik 11,29 persen. Sebaliknya, provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Aceh, turun 10,52 persen; Provinsi Bengkulu, turun 10,04 persen; dan Provinsi Kepulauan Riau, turun 8,04 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Lampung, naik 12,51 persen; Provinsi Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung, masing-masing naik 4,90 persen. Sementara itu, provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Bali, turun 3,98 persen; Provinsi Maluku, turun 1,62 persen; dan Provinsi Jambi, turun 1,30  persen.
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 naik sebesar 2,50 persen (y-on-y) terhadap triwulan II tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik sebesar 35,43 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 23,37 persen, serta industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya (ytdl) sebesar 22,26 persen. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pengolahan tembakau turun 14,32 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan  turun 7,96 persen, serta industri peralatan listrik turun 7,21 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 naik sebesar 1,64 persen (q-to-q) terhadap triwulan I tahun 2017. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah industri kertas dan barang dari kertas naik 15,87 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 9,72 persen, serta industri pakaian jadi naik sebesar 8,82 persen. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer turun 5,33 persen; industri kayu, barang dari kayu dan gabus (kecuali furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 5,13 persen; serta industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya turun 3,67 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 34,51 persen; Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 29,89 persen; dan Provinsi Papua naik 25,68 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan terbesar adalah Provinsi Kalimantan Timur turun 12,89 persen; Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 12,72 persen; dan Provinsi  Sulawesi Selatan  turun 11,23 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II tahun 2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Aceh naik 20,87 persen; Provinsi Papua naik 13,13 persen; dan Provinsi Riau naik 11,05 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan  terbesar adalah Provinsi Sulawesi Selatan turun 11,94 persen; Provinsi Sulawesi Barat turun 10,09 persen; dan Provinsi Kalimantan Timur  turun 9,13 persen.
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)

Jl. Dr. Sutomo 6-8

Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik