Tanggal Rilis | : | 2 Mei 2014 |
Ukuran File | : | 0.64 MB |
Abstraksi
"Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2014 naik sebesar 3,76 persen (y-on-y) terhadap triwulan I tahun 2013. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pengolahan lainnya naik 17,78 persen, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional naik 15,41 persen, dan industri mesin dan perlengkapan naik 9,73 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pencetakan dan reproduksi media rekaman turun 8,77 persen, industri tekstil turun 5,88 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 3,13 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2014 turun sebesar 0,02 persen (q-to-q) terhadap triwulan IV tahun 2013. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang terbesar adalah industri kertas dan barang dari kertas naik 6,60 persen, industri mesin dan perlengkapan ytdl (yang tidak termasuk dalam lainnya) naik 6,43 persen, dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 4,90 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 9,10 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki turun 8,50 persen, dan industri tekstil turun 6,61 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2014 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 19,89 persen, Provinsi Papua Barat naik 16,59 persen, dan Provinsi Papua naik 16,49 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Maluku turun 13,08 persen, Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 6,95 persen, dan Provinsi Banten turun 4,52 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2014 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Papua naik 9,11 persen, Provinsi Papua Barat naik 7,93 persen, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur naik 5,38 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 14,20 persen, Provinsi Maluku turun 13,15 persen, dan Provinsi Lampung turun 9,78 persen.
"