Tanggal Rilis | : | 1 November 2010 |
Ukuran File | : | 0.17 MB |
Abstraksi
Nilai ekspor Indonesia September 2010 mencapai US$12,08 miliar atau mengalami penurunan sebesar 12,02 persen dibanding ekspor Agustus 2010. Sementara bila dibanding September 2009 ekspor mengalami peningkatan sebesar 22,70 persen.
Ekspor nonmigas September 2010 mencapai US$10,13 miliar, turun 13,66 persen dibanding Agustus 2010, sedangkan dibanding ekspor September 2009 meningkat 25,18 persen.
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-September 2010 mencapai US$110,81 miliar atau meningkat 38,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2009, sementara ekspor nonmigas mencapai US$91,83 miliar atau meningkat 34,89 persen.
Penurunan ekspor nonmigas terbesar September 2010 terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$629,4 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$282,4 juta.
Ekspor nonmigas ke Jepang September 2010 mencapai angka terbesar yaitu US$1,39 miliar, disusul Cina US$1,09 miliar, dan Amerika Serikat US$1,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,52 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,38 miliar.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari-September 2010 naik sebesar 34,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2009, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 15,72 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 41,95 persen.
Nilai impor Indonesia September 2010 sebesar US$9,53 miliar atau turun 21,69 persen dibanding impor Agustus 2010 yang besarnya US$12,17 miliar, tetapi dibanding impor September 2009 (US$8,52 miliar) naik 11,92 persen. Sementara itu, selama Januari-September 2010 nilai impor mencapai US$97,27 miliar atau meningkat 42,44 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya (US$68,28 miliar).
Impor nonmigas September 2010 sebesar US$7,53 miliar atau turun US$2,43 miliar (24,42 persen) dibanding impor nonmigas Agustus 2010, sedangkan impor nonmigas selama Januari-September 2010 mencapai US$77,83 miliar atau naik 41,13 persen dibanding impor nonmigas periode yang sama tahun 2009 (US$55,15 miliar).
Impor migas September 2010 sebesar US$2,00 miliar atau turun US$0,21 miliar (9,36 persen) dibanding impor migas Agustus 2010, sedangkan impor migas selama Januari-September 2010 mencapai US$19,44 miliar atau naik 47,95 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai impor nonmigas terbesar September 2010 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$1,46 miliar, namun nilai ini turun 19,87 persen dibanding impor golongan barang yang sama Agustus 2010 (US$1,83 miliar). Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama Januari-September 2010 meningkat 36,24 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari-September 2009 (US$10,57 miliar).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-September 2010 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$14,21 miliar dengan pangsa 18,26 persen, diikuti Jepang US$12,15 miliar (15,62 persen) dan Singapura US$7,33 miliar (9,42 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 22,31 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,00 persen.
Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari-September 2010 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 48,81 persen, bahan baku/penolong sebesar 45,29 persen, dan barang modal sebesar 30,94 persen.