Tanggal Rilis | : | 2 November 2009 |
Ukuran File | : | 0.33 MB |
Abstraksi
Pada September 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 100,90, atau naik 0,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 95,57; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 105,79; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 105,31; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 105,93; dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 106,53. Kenaikan NTP dipicu oleh kenaikan subsektor hortikultura terutama pada kelompok sayur-sayuran dan subsektor peternakan terutama pada kelompok unggas.
Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada September 2009, NTP 24 provinsi naik, sedangkan 8 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan (1,60 persen), terutama disebabkan harga produsen karet yang naik 4,49 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Maluku (1,14 persen), terutama disebabkan harga produsen ikan kembung yang turun 3,64 persen.
Pada September 2009, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Indonesia sebesar 1,23 persen. Inflasi yang cukup besar ini terjadi karena bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, di mana meningkatnya konsumsi masyarakat menyebabkan kenaikan indeks harga di seluruh subkelompok, yaitu subkelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olah raga juga transportasi dan komunikasi, yang masing-masing naik sebesar 1,46 persen; 1,69 persen; 0,71 persen; 1,60 persen; 0,36; 0.13 persen dan 0,41 persen.