Tanggal Rilis | : | 1 April 2009 |
Ukuran File | : | 0.25 MB |
Abstraksi
Pada bulan Februari 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 98,77, atau naik 0,48 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 94,41, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 101,45, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 101,24, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 104,01, dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105,82.
Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada Februari 2009, NTP 22 provinsi naik, sedangkan 10 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung (3,51 persen), terutama disebabkan harga produsen padi yang naik 3,02 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bali (1,16 persen), terutama disebabkan harga ikan layur yang turun 12,00 persen.
Pada bulan Februari 2009, terjadi Inflasi di daerah pedesaan di Indonesia sebesar 0,93 persen. Inflasi pedesaan Februari 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga di 5 (lima) subkelompok, yaitu subkelompok bahan makanan 1,51 persen, makanan jadi 1,28 persen, sandang 1,26 persen, kesehatan 0,33 persen, serta pendidikan, rekreasi & olah raga 0,36 persen. Sedangkan subkelompok perumahan dan subkelompok transportasi dan komunikasi turun masing-masing sebsesar 0,04 persen dan 1,97 persen.
Pada bulan Maret 2009 rata-rata harga gabah di tingkat petani untuk Gabah Kering Giling (GKG) adalah sebesar Rp3.116,- per kg atau turun 0,99 persen (dibanding Februari 2009) dan Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp2.541,- per kg atau turun 8,55 persen. Keduanya berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sedangkan untuk kualitas rendah/di luar kelompok kualitas sebesar Rp2.248,- per kg atau naik 0,51 persen.
Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp1.800,- per kg dijumpai di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (kualitas GKP dan kualitas Rendah), dan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur (kualitas Rendah). Harga tertinggi sebesar Rp3.778,- per kg dijumpai di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (kualitas GKP).
Di tingkat penggilingan, rata-rata harga GKG di bulan Maret 2009 adalah sebesar Rp3.180,- dan GKP Rp2.598,- per kg atau masih di atas HPP.
Persentase harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP naik dari 10,57 persen di Februari 2009 menjadi 31,96 persen di bulan Maret 2009, demikian juga persentase gabah berkualitas rendah naik dari 23,38 persen di bulan Februari 2009 menjadi 31,26 persen di bulan Maret 2009.
Upah nominal harian buruh tani Nasional pada bulan Februari 2009 naik sebesar 0,56 persen dibanding upah Januari 2009, yaitu dari Rp36.190,- menjadi Rp36.392,- per hari. Secara riil mengalami penurunan sebesar 0,37 persen1).
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada bulan Maret 2009 naik 1,75 persen dibanding upah bulan Februari 2009, yaitu dari Rp53.934,- menjadi Rp 54.878,- per hari. Secara riil naik sebesar 1,53 persen1).