Tanggal Rilis | : | 2 Januari 2007 |
Ukuran File | : | 0.13 MB |
Abstraksi
Pada bulan Oktober 2006, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 103,27 atau naik
0,24 persen dibanding NTP September 2006 yang mencapai 103,02. Hal ini
disebabkan karena kenaikan Indeks harga yang diterima petani sebesar 1,04
persen, lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Indeks harga yang dibayar
petani sebesar 0,80 persen.
Dari 23 propinsi yang dilaporkan pada bulan Oktober 2006, 10 propinsi
mengalami kenaikan, 1 propinsi stabil dan 12 propinsi mengala mi penurunan.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Propinsi Bengkulu, yaitu sebesar 6,03 persen
karena harga produsen ketimun naik 29,33 persen, sedangkan penurunan NTP
terbesar terjadi di Propinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 2,33 persen, karena
harga karet jinton turun 9,62 persen.
Pada Oktober 2006, terjadi inflasi di daerah perdesaan Indonesia sebesar 0,99
persen. Inflasi perdesaan terjadi karena indeks harga sub kelompok makanan naik
1,21 persen, perumahan naik 0,61 persen, pakaian naik 2,18 persen, dan
kelompok aneka barang dan jasa naik 0,25 persen.
Berdasarkan observasi sebanyak 637 transaksi gabah di 14 provinsi, rata-rata
harga gabah di tingkat petani pada Desember 2006 dibandingkan keadaan bulan
November 2006 adalah sebagai berikut: untuk kualitas Gabah Kering Giling
(GKG) naik sebesar 8,63 persen; Gabah Kering Panen (GKP) naik 8,26 persen.
Sebaliknya, rata-rata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 0,07 persen.
Rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG mencapai
Rp2.635,- per kg dan untuk GKP mencapai Rp2.429,- per kg, keduanya berada di
atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Persentase observasi harga gabah di
tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP pada bulan Desember tidak
dijumpai (0 %). Persentase observasi gabah berkualitas rendah naik sedikit, yaitu
dari 6,12 persen pada Nopember 2006 menjadi 6,44 persen pada Desember 2006.
Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp1.700,- per kg dijumpai di Kab.
Sukabumi, Propinsi Jawa Barat dan Kab. Gianyar, Propinsi Bali dengan kualitas
Rendah. Harga tertinggi sebesar Rp3.200,- per kg dijumpai di Kab. Subang,
Propinsi Jawa Barat dengan kualitas GKP.