Surakarta - "Kuning, panjang, berbulu apa hayo? Jagung!" sontak seisi ruangan Arcadia tertawa mendengar tebak-tebakan dari sang pembawa acara. Ya, tanaman jagung menjadi 'tokoh utama' yang dibicarakan dalam acara ini. Setelah melakukan Kerangka Sampel Area (KSA) padi untuk menghitung luas lahan baku padi/data produksi padi, kini giliran jagung yang juga akan dihitung menggunakan metodologi KSA. Kegiatan tersebut diawali dengan Pelatihan Instruktur Nasional KSA Jagung yang dihadiri oleh seluruh BPS provinsi di Indonesia, kecuali BPS Provinsi DKI Jakarta, (3/4).
"Meskipun hari libur, kita bisa berkumpul bersama dalam rangka mengabdi kepada negara. Demi NKRI, libur pun kita tetap masuk pelatihan,” tegas Sentot B. Widoyono, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah menyambut para peserta pelatihan.
Kegiatan dibuka oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah. Acara ini juga dihadiri perwakilan dari BPPT serta Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian sebagai bentuk kolaborasi dan komunikasi antar kementerian/lembaga.
Pada kegiatan ini juga akan dilakukan uji coba ke lapangan di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar keesokkan harinya. Tujuannya untuk mengenal fase tumbuh jagung dan mengetahui bagaimana mekanisme KSA jagung menggunakan aplikasi Android yang sudah dibuat.
Dalam acara ini juga diberikan "KSA Award Padi" kepada BPS provinsi yang berkinerja baik. Ada empat kategori, yaitu kategori respon rate terbaik (BPS Provinsi Jawa Barat), kategori penggantian sampel paling sedikit (BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), kategori konsistensi pengamatan terbaik (BPS Provinsi Gorontalo), dan juara umum diraih BPS Provinsi Banten.