3 Juli 2019 | Kegiatan Statistik
Indramayu - "Satu baterai ini bisa membawa drone Vtol terbang sejauh 22 km dan memotret hampir 300 hektar lahan," ujar Irvan, Sarjana Geografi lulusan Universitas Gadjah Mada ini. Untuk menerbangkan drone seharga ratusan juta tidak sembarang orang bisa. Ada pilot license (seperti SIM, red) juga. Bahkan sebutannya juga memakai istilah pilot dan co-pilot. Irvan adalah pilot utama. Pegawai BPPT ini, selama tujuh hari di lapangan sepak bola Mandala Putra Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menerbangkan salah satu jenis drone yang dimiliki oleh BPPT, yaitu Vtol.
Selain Vtol, BPPT rencana juga akan menerbangkan jenis drone
lainnya, PUNA Alap-Alap yang mempunyai jangkauan lebih luas lagi dibanding Vtol
yaitu 1.700 hektar per jam. Drone jenis ini tidak bisa terbang vertikal seperti
Vtol. Alap-alap butuh run-way sekitar 50 meter untuk take-off. Rencana awal
Alap-Alap akan terbang dari Bandara Internasional Kertajati di Majalengka.
Sayang, hingga liputan ini ditulis izin terbang dari NAV belum keluar.
Kabupaten Indramayu menjadi lokasi Uji Akurasi Data Metode
Kerangka Sampel Area (KSA) menggunakan Unmaned Aerial Vehicle (UAV)/drone oleh
BPPT, (17/6). Sekitar 24 segmen yang tersebar di Kecamatan Bongas akan dilakukan
foto udara untuk memperoleh data luas panen sawah yang akan disandingkan dengan
pengujian lapangan menggunakan KSA.
"Hasil uji akurasi ini akan menambah keyakinan kita bahwa
kita sudah di jalur yang tepat untuk menghasilkan satu data pangan yang berkualitas,"
ujar Hermanto, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan
BPS. "Teknologi ini kedepannya dapat digunakan pada daerah-daerah yg sulit
dijangkau oleh petugas KSA. Sehingga diharapkan nantinya dapat lebih memudahkan
petugas di lapangan," tambahnya.
KSA merupakan program kolaborasi antara BPS, BPPT, dan Kantor
Staf Presiden (KSP). Selain Hermanto, hadir juga Kepala BPS Provinsi Jawa
Barat, Dody Herlando; Staf Ahli dari KSP, Wahyu Widodo; serta beberapa pegawai
dari BPPT.
“Penggunaan drone dapat menjadi salah satu tolok ukur
keakuratan data KSA. Hanya saja jika diterapkan dalam skala besar masih banyak
faktor yang perlu diperhatikan, seperti cuaca dan peralatan yang digunakan,”
kata Dody.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)
Jl. Dr. Sutomo 6-8
Jakarta 10710 Indonesia
Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291
Faks (62-21) 3857046
Mailbox : bpshq@bps.go.id
Tentang Kami