"Petani nggak sewa, alat pak, kalau tetangga, pinjem boleh, tetapi sewa nggak boleh" jelas Saleh saat diwawancarai oleh Faisal, staf Subdirektorat Statistik Holtikultura di daerah Penggilingan, Jakarta Timur, Jum'at (6/7). Sontak jawaban tersebut disambut senyum tim BPS.
Kegiatan role playing guna memperoleh data struktur ongkos usaha tersebut, dilakukan serangkaian dengan pelatihan Intama Survei Struktur Ongkos Usaha Holtikultura (SOUH) 2018, 4 - 6 Juli 2018.
Kepala Subdirektorat Statistik Holtikultura, Rita Setiawati menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan BPS terhadap program peningkatan produksi komoditas holtikultura. Diharapkan data yang diperoleh, dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia
"Beberapa komoditas holtikultura seperti cabai dan bawang merah memiliki andil yang cukup besar terhadap inflasi, oleh karena itu pelaksanaan survei ini ditunggu-tunggu oleh pihak lain" jelas Rita pada tim Varia disela-sela pelaksanaan kegiatan.
Rangkaian kegiatan ini akan berlanjut dengan pelatihan Innas pada tanggal 16 - 20 Juli 2018 serta pencacahan pada bulan Agustus di seluruh Indonesia.
"Bagaimana memaknai perbedaan data pengukuran langsung dan wawancara? Apakah struktur ongkos petani holtukultura masih normatif atau sudah berubah? Saya harap bisa ditangkap dari survei ini" papar Hermanto, Direktur Subdirektorat Statistik Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (STPHP) pada saat penutupan.
Hermanto berpesan agar Intama nantinya berbicara mengenai filosofis struktur ongkos terlebih dahulu sebelum konsep dan definisi diajarkan dalam pelatihan Innas. (Humas BPS/Deko)