Data produksi pangan acap kali jadi perdebatan di masyarakat. Usai dilantik sebagai Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menyatakan bahwa BPS akan terus mengajak Kementerian Pertanian (Kementan) dan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas data pangan. Diperlukan sumber data yang dapat diandalkan untuk menentukan kebijakan mengenai bantuan-bantuan pangan kepada masyarakat.
Masih berhubungan dengan data pangan, kembali BPS diundang Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, untuk sama-sama duduk berdiskusi perihal penyusunan Angka Ramalan II (ARAM-II) tahun 2016. Deputi Bidang Statistik Produksi, Adi Lumaksono didampingi Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Hermanto menghadiri undangan rapat koordinasi (Rakor) dengan Dirjen Tanaman Pangan, yang digelar di Hotel Santika Premiere Jogjakarta.
Kegiatan Rakor yang diselenggarakan 5-7 Oktober 2016 dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Se-Indonesia. Selain itu, Kepala Bidang Statistik Produksi se-Indonesia juga turut menghadiri Rakor yang salah satu tujuannya memperkuat koordinasi pengumpulan data pangan di lapangan.
Sebelum menghadiri Rakor Penyusunan Angka Ramalan II (ARAM-II) tahun 2016, peserta dari provinsi diminta untuk (1) Koordinasi dan rekonsiliasi data luas tanam, luas panen, provitas, termasuk data upaya khusus (Upsus) dengan BPS setempat di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi; (2) Menginventarisir pelaksanaan ubinan bersama antara KSK dan Mantri Tani (yang dibuktikan dengan tanda tangan form bersama); (3) Menyiapkan justifikasi faktor-faktor peningkatan/penurunan produksi; (4) menyiapkan data draft ARAM-II Tahun 2016 per kabupaten/kota. Hasil koordinasi/sinkronisasi serta data-data tersebut wajib dibawa untuk diserahkan pada panitia yang juga akan dibahas di forum rapat nasional.
Pada sesi pleno, Hermanto memaparkan hasil survei luas panen, backcasting produksi tanaman pangan serta rencana implementasi ubinan “Jajar Legowo”. Sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Pada akhirnya semua kebijakan yang bagus hanya bisa diimplementasikan dengan baik kalau datanya akurat. Upaya meningkatkan kualitas data terus diupayakan, dengan berpedoman pada metodologi terkini.