Inovasi merupakan salah satu sarat dalam menjaga
eksistensi sebuah lembaga. Tanpa inovasi, sebuah lembaga akan menjadi
lembaga yang kolot, tidak kreatif, dan tidak sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat yang sangat dinamis. Jika tidak sesuai kebutuhan,
bukan tidak mungkin eksistensi lembaga tersebut dicabut oleh yang
berkewenangan.
Berangkat dari sana Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) di tahun 2014
menyiapkan sebuah Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, sejalan dengan
gerakan One Agency-One Innovation. Dengan positifnya respon dari setiap
kementerian/lembaga, kompetisi tersebut terus diselenggarakan guna
mendorong percepatan reformasi birokrasi di bidang pelayanan publik.
Bertajuk
“Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2016”, kompetisi ini diikuti
oleh 2.746 kontestan dari kementerian, lembaga non departemen,
pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dan BUMN dengan puncak acara di
Surabaya. BPS meraih tiga penghargaan dari lima inovasi terbaik kategori
lembaga dengan catatan lembaga yang mengirimkan inovasi terbanyak di
antara para peserta, yaitu sebanyak 41 inovasi.
Inovasi Website
Dengan
semakin mengglobalnya segala hal di dunia, membuat segalanya terhubung
dalam jaring maya yang disebut dengan internet. Mulai dari surat
elektronik, jejaring sosial, sampai halaman web menjadi pengganti tatap
muka. BPS menyediakan pelayanan data melalui website-nya: www.bps.go.id.
Tidak berhenti di level pusat saja, level provinsi sampai
kabupaten/kota pun mempunyai kewajiban dalam menyediakan layanan halaman
web. Namun karena awalnya belum adanya arahan kebijakan mengenai web,
ragam tampilan web BPS menjadi banyak rupa. Lain daerah, lain tampilan
pula. Demikian juga, satu provinsi dengan provinsi lainnya berlainan,
utamanya dalam tata letak.
Perbedaan ini kerap menjadi kendala,
terutama bagi pengguna data. Maka demi memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat dan mempermudah dan menyeragamkan dalam akses data, maka BPS
memberlakukan wajah baru Website BPS se-Indonesia dengan slogan Easy to
Manage, Multi Devices, Dynamic Table, dan Multi View. Prototipe halaman
web ini berlaku baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
FKP Dalam PBDT
Tidak
hanya dalam penyajian data, dalam pengumpulan data juga perlu sebuah
inovasi. Terlebih mengingat response rate juga menjadi suatu
permasalahan dalam pengumpulan data. Hal ini diterapkan dalam
Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Ketika pemerintah menugaskan BPS
melakukan pendataan rumah tangga sasaran untuk penyaluran program
perlindungan sosial sejak 2005 dan dimutakhirkan pada tahun 2008, 2011
dan 2015. Sebelum 2015, pengumpulan data BPS dinilai kurang
memaksimalkan peran pemerintah daerah dan tokoh masyarakat sehingga
beberapa pemda merasa kegiatan PBDT ini tidak inklusif dan memilih tidak
mengakui hasilnya. Belum lagi tambahan dari Komisi Pemberantasan
Korupsi yang menganggap data sebelumnya masih terdapat misstargeting.
Berdasarkan
diskusi dari pemerintah daerah, Kementerian Sosial, dan Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan tentunya BPS, maka
diputuskan dibuat sebuah diskusi bersama yang melibatkan pemerintah
daerah dan tokoh masyarakat. Metode tersebut dinamakan Forum Konsultasi
Publik (FKP). “Konsultasi publik ini dipimpin oleh kades dan
fasilitator. Dari pihak independen, fasilitator kita rekrut secara
khusus dengan seleksi terbuka. FKP ini tidak melibatkan orang BPS. Kita
namakan sebagai “emic proses” yaitu proses penentuan oleh masyarakat
setempat berdasarkan nilai-nilai setempat ,” ujar Deputi Bidang
Statistik Sosial, M. Sairi Hasbullah dalam paparannya di hadapan juri di
Kantor KemenPAN-RB, (11/3).
Mobile Statistics BPS Provinsi Papua Barat
BPS
Provinsi Papua Barat boleh berbangga hati karena berhasil meraih
penghargaan dengan inovasi berupa Aplikasi Mobile Statistik Papua Barat.
Ada tiga hal yang diunggulkan dengan aplikasi tersebut yaitu solusi
akses data statistik Papua Barat yang cepat, mudah, dan murah; data
statistik tersaji dengan ukuran konten yang lebih kecil; dan untuk
mengakses data statistik tersebut tidak harus tergantung pada jaringan
internet, aplikasi bisa digunakan secara offline. Hanya dengan membuka
Google Playstore dan mengetik kata kunci “Papua Barat” atau “Statistik
Papua Barat”, kemudian menginstall aplikasi dan melakukan sinkronisasi
data maka aplikasi siap digunakan kapanpun dan dimanapun walau tidak ada
koneksi internet.