Sebagai runtutan transfer ilmu terkait konsep dan definisi Sensus Ekonomi 2016 (SE2016), setelah dilaksanakan Pelatihan Instruktur Utama (Intama), selanjutnya dilakukan Pelatihan Instruktur Daerah (Inda), Koordinator Sensus Kecamatan (Koseka), dan Koordinator Lapangan (Korlap) SE2016.
BPS Provinsi Jambi
Bertempat di Hotel V, Jambi diselenggarakan pelatihan Inda, Koseka, dan Korlap SE2016 se-Provinsi Jambi. Pelatihan yang diadakan sebanyak dua gelombang tersebut dibuka oleh Kepala BPS Provinsi Jambi, Dadang Hardiwan, didampingi kepala bagian dan seluruh kepala bidang di lingkungan BPS Provinsi Jambi. Gelombang I berlangsung tanggal 1–6 Maret 2016 dan gelombang II tanggal 6–11 Maret 2016.
Dadang mengingatkan bahwa kualitas sebagai petugas adalah harga yang tidak bisa ditawar. Ini dikarenakan kredibilitas BPS dipertaruhkan dalam kegiatan SE2016. Di samping itu, hasil SE2016 akan ditunggu oleh banyak pihak mengingat manfaat strategis yang akan diperoleh dari data hasil SE2016. Lebih jauh Dadang mengatakan bahwa jika petugas mampu memahami filosofi dan alur dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner listing SE2016 serta bekerja dengan benar dan jujur, maka akan diperoleh data yang berkualitas, konsisten, dan akurat. Hal ini dapat dianggap sebagai bentuk sumbangsih kita kepada rakyat melalui kebijakan-kebijakan dan program-program pembangunan yang akan diformulasikan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
BPS Provinsi Kepri
Pelatihan Inda, Koseka, dan Korlap BPS Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diadakan pada 1-9 Maret 2016 di Hotel Aston Tanjungpinang. Pelatihan diikuti oleh 52 Inda, 66 Koseka, dan 4 Korlap. Pelatihan dibuka oleh Heru Margono, Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS. Inda BPS Provinsi Kepri selanjutnya mengajar 2416 Petugas Pencacah Lapangan (PCL) dan 823 Petugas Pemeriksa Lapangan (PML). Dengan adanya pelatihan ini, para Inda diharapkan dapat memudahkan para PCL/PML dalam pengisian dan kelengkapan data SE2016 di lapangan.
BPS Provinsi Sumbar
Walaupun sempat dibuat kalang kabut oleh adanya gempa yang berkekuatan besar yang berpotensi tsunami di daerah Padang dan sekitarnya, pelatihan Inda dan Koseka/Korlap di BPS Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tetap berjalan lancar. Pelatihan dilakukan di Grand Inna Muara Hotel, 1-12 Maret 2016. Dibuka oleh Kepala BPS Provinsi Sumbar, Dody Herlando, ia mengingatkan kepada seluruh peserta, “Berkualitas tidaknya data hasil SE2016 nanti akan sangat bergantung kepada seluruh peserta calon Inda. Untuk itu saudara-saudara harus bisa mentransfer seluruh ilmu yang didapat selama pelatihan kepada setiap petugas listing SE2016.” Sebanyak 288 peserta dibagi menjadi dua gelombang, gelombang I berjumlah 141 orang (2 -5 Maret 2016) dan gelombang II berjumlah 142 orang (8-11 Maret 2016).
BPS Provinsi Banten
Pelatihan Inda di Provinsi Banten dilakukan di dua tempat, yakni di Hotel Ratu dan Hotel Le Dian. Pembukaan pelatihan di Hotel Ratu dihadiri Direktur Neraca Pengeluaran BPS, Sri Soelistyowati, sedangkan di Hotel Le Dian dibuka Kepala BPS Provinsi Banten, Agoes Soebeno. Pelatihan di Hotel Ratu terbagi menjadi lima kelas. Pesertanya berjumlah 162 orang berasal dari Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, dan Cilegon. Peserta di Hotel Le Dian yang berjumlah 124 orang dibagi menjadi empat kelas. Peserta berasal dari Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, dan dari BPS Provinsi Banten.
Sri Soelistyowati mengingatkan kepada peserta untuk memperhatikan penampilan ketika berkunjung ke responden SE2016. Dengan penampilan yang rapi dan sopan diharapkan mereka mampu ‘menerobos’ satpam dan berhasil menemui responden yang memang berhak menjawab pertanyaan dalam kuesioner SE2016. Lis, begitu panggilannya, juga menyampaikan pesan dari Kepala BPS. Disebutkan bahwa hasil pelaksanaan SE2016 selaras dengan program Nawacita pemerintah, yaitu poin ke-6 (meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya) dan poin ke-7 (mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik).
Dalam materi role playing didatangkan beberapa orang dengan profesi berbeda-beda, mulai dari manajer hotel, tukang ojek, pemilik warung, tukang becak, pemilik jasa service, hingga pengusaha rumah makan. Mereka sengaja didatangkan untuk menjadi responden SE2016 dalam role playing ini. Peserta diminta aktif melakukan probing/menggali pertanyaan sesuai dengan kuesioner SE2016.