BPS mengadakan Seminar to Explain the Life Table Contruction Methods and Result - Berita - Badan Pusat Statistik Indonesia
Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

BPS mengadakan Seminar to Explain the Life Table Contruction Methods and Result

BPS mengadakan Seminar to Explain the Life Table Contruction Methods and Result

2 Desember 2014 | Kegiatan Statistik Lainnya


Pada 30 September 2014 lalu, BPS melaksanakan Seminar to Explain the Life Table Contruction Methods and Result dengan mengundang para peneliti, Bappenas, LDUI, FKMUI, dan BKKBN. Seminar tersebut dibuka oleh Deputi Bidang Sosial, Wynandin Imawan dan dimoderatori oleh Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Razali Ritonga. Berikut petikan wawancara VS dengan Razali Ritonga.

Bisa dijelaskan apa itu life table?


Life Table adalah suatu tabel yang memuat tentang data kematian menurut umur yang berguna untuk menghitung berbagai parameter demografi, seperti umur harapan hidup, angka kematian kasar, angka kelahiran kasar, dan probabilitas mencapai usia 40 tahun.

Apa latar belakang dibangunnya life table?

Dibangunnya life table ada dua alasan. Pertama, untuk memenuhi saran dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahwa setiap negara sepatutnya memiliki life table tersendiri. Selama ini, Indonesia belum memiliki life table. Yang kedua adalah life table merupakan salah satu output dari Sensus Penduduk. Kita sudah memiliki Sensus Penduduk, dengan dasar itu kita tindaklanjuti dengan membuat life table. Ke depannya, sangat bermanfaat jika kita kembangkan life table menurut jenisnya seperti berdasarkan penyebab penyakit, new entry tenaga kerja, dan menghitung umur perkawinan.

Bisa diceritakan kendala yang ditemui dalam menyusun life table?

Kendala utama adalah soal kualitas data. Umumnya dari data kematian ada yang namanya under reported, artinya dilaporkan rendah. Penyebabnya, melaporkan kematian kerap dianggap aib atau kesialan. Jadi kalau bayi meninggal ada yang tidak dilaporkan karena mungkin malu sehingga data kematian cenderung rendah. Kedua, data kematian ditanyakan dari orang lain karena orangnya sudah meninggal jadi berdasarkan laporan orang lain, hal ini juga menyebabkan under reported. Idealnya untuk menghitung life table adalah dari registrasi penduduk. Namun sayangnya hingga saat ini kita belum mempunyai registrasi yang lengkap. Maka solusi dari kendala tersebut adalah dengan memperbaiki cakupan dari hasil SP2010 yaitu dengan menggunakan model tertentu yang mendekati kebenaran.

Progres dibangunnya life table hingga saat ini sampai di mana?

Life table sudah selesai, tetapi dari sisi kualitas masih rendah. Sedangkan dari sisi tahapan sudah selesai dan semua terpenuhi. Namun, untuk penyempurnaan hingga bisa digunakan oleh pengguna perlu ditindaklanjuti pada tahun mendatang. Penyusunan life table ini didanai dari United Nations Population Fund (UNFPA).

Harapan dengan dibangunnya life table?

Mengingat pentingnya life table, kami berusaha menyebarkan kemampuan penghitungan life table kepada orang daerah. Diharapkan kalau tersedia pendanaan akan melakukan capacity building, jadi daerah bisa menghitung sendiri. Daerah perlu punya kemampuan menghitung sendiri karena daerah yang mengetahui data dan kondisi lapangannya.

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)

Jl. Dr. Sutomo 6-8

Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik