Manfaat seperti apa yang dirasakan petani dengan adanya Sensus Pertanian?
Pertanyaan tersebut langsung terlontar dari line SMS yang dibuka untuk para wartawan bertanya saat Sosialisasi Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) kepada Wartawan di Swiss Belhotel, Jakarta, 12 Agustus 2014. Pertanyaan yang simpel, namun jawabannya merupakan inti dari tujuan pelaksanaan ST2013. Kegiatan ST2013 harus dirasakan manfaatnya oleh petani, hal tersebut mutlak tidak dapat ditawar-tawar, namun manfaat tersebut tidaklah langsung terasa di tempat saat pencacahan. “Memang tidak ada manfaat langsung pada saat pendataan, tetapi ini menjadi masukan kepada pemerintah, mereka yang memperbaiki. Ini multiplier effect yang harus dipahami responden, dampaknya pasti ada melalui kebijakan pemerintah,” jawab Kepala BPS, Suryamin.
Sosialisasi ST2013 kepada wartawan ini merupakan kali kedua dilaksanakan, setelah sebelumnya sosialiasasi mengenai hasil sementara ST2013 dilakukan di Bogor, 6 September 2013. Sebagai sebuah instansi, BPS memerlukan media massa sebagai penyebar informasi yang dihasilkan. Hal ini membuat jalinan antara BPS dan media massa menjadi sesuatu yang harus dijaga. Di hadapan sekitar 90 undangan yang berasal dari kalangan media, kementerian lembaga terkait, dan moderator yang juga penyiar Metro TV, Yohanna Margaretha, Suryamin menjelaskan jika ST2013 bermanfaat bagi pemerintah mendatang untuk memperbaiki sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian.
Lebih lanjut Deputi Bidang Statistik Produksi, Adi Lumaksono, menanggapi, "BPS ini kegiatannya memotret apa yang terjadi pada satu periode. Dari potret inilah bisa dipakai kementerian teknis sebagai early warninguntuk mengambil kebijakan teknis. Kita memotret, tapi sejauh mana potret itu digunakan, ya silahkan dari kementerian. Namun kita tidak hanya berharap pada pemerintah saja, tapi juga swasta atau pelaku usaha".
Arys Aditya, dari Bisnis Indonesia menanyakan mengapa kesejahteraan petani terlihat stagnan, padahal sudah dilakukan sensus pertanian sebanyak enam kali. "Kalau dilihat dari kontribusi sektor pertanian 10 tahun ini mengecil walaupun ada pertumbuhan, ini proses yang biasa dan terjadi di beberapa negara. Sektor sekunder dan tersier kita, seperti sektor jasa-jasa telekomunikasi, keuangan dan sebagainya tumbuh terlalu cepat, mengalahkan sektor pertanian sehingga seakan- akan stagnan, padahal sebenarnya tumbuh," terang Adi.
Semoga hubungan baik ini tidak hanya dijalin oleh BPS pusat, namun juga setiap BPS di daerah dapat melakukan hal yang serupa.