Abstraksi
Nilai impor Maret 2018 mencapai USD14.463,6 juta, naik 1,96
persen (USD278,1 juta) dibanding bulan sebelumnya, namun volumenya mengalami
penurunan 5,80 persen menjadi 12.979,8 ribu ton yang terdiri dari
impor migas USD2.239,1 juta (15,48 persen) dan nonmigas USD12.224,5 juta (84,52
persen).
Dari keseluruhan nilai impor Januari-Maret
2018, negara asal
utama ditempati Tiongkok (23,26 persen), diikuti oleh Singapura (11,07 persen) dan Jepang (9,88 persen). Dilihat dari
golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar
USD32.824,5 juta (74,67 persen), diikuti barang modal USD7.191,1 juta (16,36 persen) dan barang konsumsi USD3.942,9 juta (8,97
persen).
Menurut golongan barang
SITC (Standard International Trade
Classification) 1 dijit, kelompok barang utama impor adalah kelompok mesin
dan alat angkutan dengan nilai USD14.279,2 juta (32,48 persen). Selama Januari-Maret 2018
pelabuhan yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta masih menjadi tempat bongkar
barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 52,29
persen (USD22.984,1
juta).