Analisis Efisiensi Industri Manufaktur - Badan Pusat Statistik Indonesia
Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Analisis Efisiensi Industri Manufaktur

Nomor Katalog : 9102065
Nomor Publikasi : 07340.1901
ISSN/ISBN : 978-602-438-205-6
Frekuensi Terbit : Khusus/Ad Hoc/Lainnya
Tanggal Rilis : 10 April 2019
Bahasa : Indonesia
Ukuran File : 6.23 MB

Abstraksi

“Pada prinsipnya, memasuki era Revolusi Industri 4.0, perubahan yang dibawa adalah peningkatan efisiensi yang setinggi-tingginya di tiap tahapan rantai nilai proses industri,”(Airlangga Hartanto, Menteri Perindustrian)
Mengapa Efisiensi Penting?Sektor industri merupakan motor penggerak dan tumpuan utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Guna meningkatkan fungsi ini, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing, yaitu dengan meningkatkan mutu produk dan meningkatkan efiesiensi dalam menghasilkan produk.
Rendahnya daya saing dipengaruhi oleh
1. Efisiensi yang relatif rendah2. Masalah ekonomi biaya tinggi (Mangunwihardjo, 1997)
Menurut Sullivan (2007) “efisiensi dalam konsep ekonomi merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada penggunaan, pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa”. Ketika keuntungan bersih dari semua kegiatan ekonomi maksimal maka alokasi sumber daya dikatakan efisien.
Konsep Umum Efisiensi dari Teori Ekonomi
Efisiensi ditinjau dari konsep ekonomi (economic concept) mempunyai cakupan lebih luas ditinjau dari segi makro, yaitu pada pengalokasian sumber-sumber di dalam suatu perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan di dalam masyarakat. (Sukirno, Sadono: 2008);
Efisiensi ditinjau dari konsep produksi (production concept) melihat dari sudut pandang mikro, terbatas pada melihat hubungan teknis dan operasional dalam suatu proses produksi, yaitu konversi input menjadi output. (Walter, 1995 Sarjana, 1999)
“Karena pada efisiensi biaya memerlukan faktor harga, sedangkan informasi harga output dan input dari SE06-Lanjutan terbatas, maka pada analisis ini hanya dilakukan penghitungan efisiensi teknis. Dengan demikian, pembahasan hanya untuk efisiensi teknis dan istilah efisiensi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada efisiensi teknis.”
Tahapan mengukur tingkat efisiensi:1. Membuat fungsi produksi frontier (isoquant) dari data set yang ada2. Mengukur efisiensi dari setiap Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) relatif terhadap frontier
Fungsi Produksi FrontierUKE yang terletak pada fungsi produksi frontier merupakan UKE yang efisien, dan diberi nilai satu. Sebaliknya, UKE yang tidak terletak pada frontier fungsi produksi dianggap UKE yang tidak efisien, dan diberi nilai antara 0 (nol) dan 1 (satu). Tingkat efisiensi UKE yang tidak efisien tersebut dihitung dengan cara mengukur jarak dari posisi setiap UKE ke fungsi produksi frontier. Dengan demikian, pengukuran efisiensi bersifat relatif terhadap seluruh UKE yang dimasukkan dalam sampel analisis. Penambahan atau pengurangan jumlah UKE dalam sampel akan mempengaruhi skor efisiensi.Garis lurus OF adalah fungsi produksi frontier apabila menggunakan asumsi constant return to scale (CRS), sementara concave ABCDE merupakan fungsi produksi frontier apabila menggunakan asumsi variable return to scale (VRS). Dengan menggunakan asumsi CRS, fungsi produksi frontier akan melalui titik origin.Berdasarkan gambar di samping, beberapa ukuran efisensi untuk UKE G adalah sebagai berikut:a. Dengan asumsi CRS, efisiensi dengan pendekatan input-oriented measure adalah rasio IJ/IG, sementara efisiensi dengan pendekatan output-oriented measure adalah HG/HF. Asumsi CRS dengan pendekatan input dan output-oriented measures memberikan hasil efisiensi yang sama, yaitu IJ/IG = HG/HF.b. Dengan asumsi VRS, efisiensi dengan pendekatan input-oriented measure adalah rasio IK/IG, sementara efisiensi dengan pendekatan output-oriented measure adalah HG/HL. Asumsi VRS dengan pendekatan input dan output-oriented measures tidak memberikan hasil efisiensi yang sama. Efisiensi yang diperoleh dari VRS ≥ efisiensi yang diperoleh dari CRS.Dengan demikian, hasil penghitungan efisiensi sangat dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu: bentuk dari garis frontiernya (CRS atau VRS) dan orientasi yang digunakan (input- oriented measure atau output-oriented measure). Dalam analisis ini, pendekatan yang digunakan adalah CRS dan input-oriented measure.
Penghitungan Efisiensi dengan Input-Oriented Measure
Misalkan UKE hanya menggunakan 2 input (x1 dan x2 ) untuk memproduksi satu output (y), dengan menggunakan asumsi CRS (Constant Return to Scale) yang berarti penambahan satu unit input menyebabkan output juga meningkat satu unit. LL1 merupakan isoquant, yang menyatakan kombinasi dari jumlah minimum input yang diperlukan untuk memproduksi output yang sama. UKE A, B, C, dan D, yang terletak pada isoquant, adalah UKE yang efisien dan nilainya 1 (satu). Sebaliknya, UKE A1 and C1 tidak efisien karena mereka menggunakan lebih banyak input x1 dan x2 untuk memproduksi jumlah output yang sama. Ukuran efisiensi untuk UKE A1 adalah rasio OA/OA1, dimana OA adalah kombinasi potensial jumlah minimum input x1dan x2 yang dapat digunakan industri A1 untuk dapat memproduksi output secara efisien, dan OA1 adalah kombinasi dari input yang sebenarnya digunakan. Skor efisiensi untuk UKE A1 terletak antara 0 dan 1. Supaya dapat efisien, jumlah input yang sebenarnya dipakai UKE A1 harus diturunkan secara proporsional sebesar AA1 guna memproduksi jumlah output yang sama.Dengan demikian, efisiensi dapat didefinisikan sebagai rasio dari input potensial yang terletak di fungsi produksi frontier terhadap input sebenarnya, guna memproduksi sejumlah output tertentu. Secara matematis, pengukuran efisiensi dengan input-oriented measure dapat dinyatakan dalam “input distance function” (Fare et al., 1994 and Coelli et al., 1998). Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menghitung tingkat efisiensi adalah Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan pendekatan non-parametrik. Metode ini menggunakan linear programming untuk mengestimasi fungsi produksi frontier berdasarkan data yang ada.Misal analisis dilakukan terhadap j=1,2,..J UKE yang menggunakan n=1,2,..N input untuk memproduksi m=1,2,..M output. Pengamatan dilakukan selama beberapa periode t=1,2,…T. Input distance function (efisiensi) dapat dihitung untuk setiap UKE dengan menyelesaikan persamaan linear programming berikut ini:

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)

Jl. Dr. Sutomo 6-8

Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik