Pertumbuhan Produksi IBS Naik 5,54 Persen dan IMK Naik 6,56 Persen pada Triwulan II-2016 dari Triwulan II-2015 - Badan Pusat Statistik Indonesia
Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Pertumbuhan Produksi IBS Naik 5,54 Persen dan IMK Naik 6,56 Persen pada Triwulan II-2016 dari Triwulan II-2015

Tanggal Rilis : 1 Agustus 2016
Ukuran File : 1.87 MB

Abstraksi

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2016 naik sebesar 5,54 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2015. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, naik 12,21 persen, industri alat angkutan lainnya, naik 8,92 persen dan industri mesin dan perlengkapan ytdl, naik 7,01 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri karet, barang dari karet dan plastik, turun 11,33 persen, industri peralatan listrik, turun 9,86 persen dan industri pengolahan lainnya, turun 7,68 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2016 naik sebesar 3,54 persen (q-to-q) terhadap triwulan I-2016. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan terbesar adalah industri makanan, naik 10,39    persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, naik 10,32 persen dan industri kertas dan barang dari kertas, naik 7,86 persen.   Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri tekstil, turun 7,12 persen, industri logam dasar, turun 4,59 persen dan industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya, turun 4,33 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2016 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Riau, naik 18,08 persen, Provinsi Sumatera Barat, naik 16,95 persen dan Provinsi D.K.I Jakarta, naik 12,94 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Papua Barat, turun 13,64 persen, Provinsi  Jambi, turun 6,76 persen dan Provinsi Bali, turun 5,89 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2016 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Riau, naik 15,62 persen, Provinsi Sumatera Barat, naik 10,81 persen dan Provinsi Aceh, naik 9,98 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sulawesi Barat, turun 6,90 persen, Provinsi Papua Barat, turun 5,74 persen dan Provinsi Papua, turun 3,66 persen.

INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 naik sebesar 6,56 persen    (y-on-y) terhadap triwulan II-2015. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pengolahan tembakau sebesar 24,43 persen, industri komputer, barang elektronika dan optik (21,98 persen), serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 21,09 persen. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri barang logam bukan mesin dan peralatannya  turun 13,65 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 6,67 persen, serta Industri pengolahan lainnya  turun 2,84 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 naik sebesar 5,74 persen   (q-to-q) terhadap triwulan I-2016. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah Industri tekstil naik 11,78 persen, Industri pengolahan tembakau naik 11,67 persen, serta industri peralatan listrik  dan industri pakaian jadi naik sebesar 10,17 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah  industri mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya) turun 6,49 persen, Industri farmasi, obat dan obat tradisional  turun 3,54 persen, serta industri karet, barang dari karet dan plastik turun 1,37 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 (y-on-y) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 30,29 persen, Provinsi Kalimantan Timur naik 26,09 persen, dan Provinsi Maluku Utara naik 22,44 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 7,26 persen, Provinsi Kalimantan Tengah turun 6,32 persen, dan Provinsi  Riau  turun 3,13 persen.
  • Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 (q-to-q) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan naik 11,40 persen, Provinsi Kalimantan Timur naik 10,31 persen, dan Provinsi Jawa Barat naik 9,92 persen, Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Kalimantan Tengah turun 1,32 persen dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 1,21 persen.
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)

Jl. Dr. Sutomo 6-8

Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik