Tanggal Rilis | : | 1 November 2013 |
Ukuran File | : | 0.36 MB |
Abstraksi
"Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2013 naik sebesar 6,83 persen (y-on-y) terhadap triwulan III tahun 2012. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pencetakan dan reproduksi media rekaman naik 11,82 persen, industri pakaian jadi naik 9,23 persen, dan industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer naik 8,69 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri tekstil turun 6,99 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 4,17 persen, industri kertas dan barang dari kertas turun 2,21 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2013 naik sebesar 0,15 persen (q-to-q) terhadap triwulan II tahun 2013. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan yang terbesar adalah industri mesin dan perlengkapan naik 5,87 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan naik 5,66 persen, dan industri barang galian bukan logam naik 5,61 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer turun 5,72 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman turun 4,42 persen, dan industri peralatan listrik turun 4,33 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2013 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kepulauan Riau naik 16,18 persen, Provinsi Gorontalo naik 11,36 persen, dan Provinsi Sulawesi Barat naik 11,01 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2013 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur naik 5,91 persen, Provinsi Sumatera Selatan naik 4,27 persen, dan Provinsi Sulawesi Barat naik 3,73 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta turun 2,29 persen, Provinsi Sulawesi Tengah turun 1,68 persen, Provinsi Papua Barat turun 1,61 persen dan Provinsi Bali turun 0,92 persen."