Tanggal Rilis | : | 2 Juli 2007 |
Ukuran File | : | 0.1 MB |
Abstraksi
Pada April 2007, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 105,51 atau turun 3,22 persen dibanding NTP Maret 2007 yang mencapai 109,01. Hal ini disebabkan karena penurunan Indeks harga yang diterima petani sebesar 3,91 persen, lebih besar dibandingkan dengan penurunan Indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,72 persen.
Dari 23 Provinsi yang dilaporkan pada April 2007, 9 Provinsi mengalami kenaikan, 1 propinsi stabil dan 13 Provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau, yaitu sebesar 7,41 persen karena harga produsen karet getah tebal naik 8,26 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu sebesar 8,66 persen, karena harga produsen gabah kering giling IR64 turun 9,08 persen.
Pada April 2007, terjadi deflasi di daerah perdesaan Indonesia sebesar 1,25 persen. Deflasi perdesaan terjadi karena penurunan indeks harga sub kelompok makanan sebesar 2,73 persen, sebaliknya sub kelompok perumahan naik sebesar 0,52 persen, pakaian naik 0,23 persen, dan sub kelompok aneka barang dan jasa naik 0,23 persen.
Berdasarkan observasi sebanyak 627 transaksi gabah di 15 provinsi, rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Juni 2007 dibandingkan keadaan Mei 2007 adalah sebagai berikut: untuk kualitas Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 11,93 persen; Gabah Kering Panen (GKP) naik 4,11 persen; dan gabah kualitas rendah naik sebesar 4,51 persen.
Rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG mencapai Rp2.657,- per kg, berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Rata-rata harga gabah untuk kualitas GKP mencapai Rp2.280,- per kg di tingkat petani dan Rp2.337,- per kg di tingkat penggilingan, keduanya berada di atas HPP. Persentase observasi harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP turun, yaitu dari 28,02 persen pada Mei 2007 menjadi 14,66 persen pada Juni 2007.
Persentase observasi gabah berkualitas rendah turun dari 22,37 persen pada Mei 2007 menjadi 15,15 persen pada Juni 2007.
Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp1.700,- per kg dijumpai di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dengan kualitas Rendah. Harga tertinggi sebesar Rp3.727,- per kg dijumpai di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan dengan kualitas GKP.
Upah nominal harian buruh tani pada April 2007 naik sebesar 0,17 persen dibanding upah Maret 2007, yaitu dari Rp 14.932,- menjadi Rp 14.957,- per hari. Secara riil juga mengalami peningkatan sebesar 1,49 persen*). Dibanding upah April 2006 (year on year) upah nominal naik 9,80 persen.
Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juni 2007 naik 0,32 persen dibanding upah Mei 2007, yaitu dari Rp 35.608,- menjadi Rp 35.721,- per hari. Secara riil juga naik sebesar 0,09 persen*). Dibanding upah Juni 2006 (year on year), upah nominal naik 4,63 persen
Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan IV 2006 turun sebesar 0,41 persen dibanding upah triwulan III 2006 yaitu dari Rp 954.278,- menjadi Rp 950.380,- per bulan, secara riil turun 2,77 persen*). Dibanding upah triwulan IV 2005 (year on year), upah nominal naik 2,11 persen.