Tanggal Rilis | : | 15 Mei 2007 |
Ukuran File | : | 0.07 MB |
Abstraksi
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada Triwulan I-2007 sebesar 100,19 mengindikasikan kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan Triwulan IV-2006.
Nilai indeks sebesar 100,19 terjadi karena adanya kenaikan penggunaan kapasitas produksi dengan indeks sebesar 107,68, namun terjadi penurunan pendapatan usaha dengan indeks 96,00. Sementara itu jumlah jam kerja relatif tidak berubah.
Dilihat dari perubahan besarannya, nilai ITB menurun 7,24 poin, dari 107,43 pada Triwulan IV-2006 menjadi 100,19 pada Triwulan I-2007, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 menurun.
Nilai ITB Triwulan II-2007 diperkirakan sebesar 101,35. Secara umum berarti kondisi bisnis pada Triwulan II-2007 diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan triwulan I-2007. Membaiknya kondisi bisnis pada triwulan II-2007 disebabkan karena adanya kenaikan order dalam negeri dengan indeks sebesar 104,43 dan kenaikan harga produk kini dengan indeks sebesar 109,20.
Dilihat dari perubahan besarannya, nilai perkiraan ITB Triwulan II-2007 meningkat 1,16 poin dibandingkan nilai ITB Triwulan I-2007, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan II-2007 meningkat.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2007 di Jabotabek sebesar 106,93 yang berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2007 di Jabotabek lebih baik dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya.
Peningkatan nilai ITK terjadi karena peningkatan pendapatan rumah tangga, tidak adanya pengaruh inflasi pada konsumsi sehari-hari, dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi pokok. Peningkatan konsumsi yang tinggi terjadi pada biaya perumahan (listrik dan air), transportasi, dan pendidikan, sementara penurunan konsumsi tertinggi adalah pengeluaran untuk rekreasi.
Perkiraan nilai ITK Triwulan II-2007 sebesar 97,02, berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2007 di Jabotabek diperkirakan menurun dibandingkan dengan Triwulan I-2007. Penurunan kondisi ekonomi konsumen diperkirakan terjadi karena karena mayoritas responden tidak mempunyai rencana membeli barang-barang tahan lama, meskipun pendapatan rumah tangga pada Triwulan II-2007 meningkat.