Tanggal 7 November 2017 menjadi hari bersejarah bagi para pejabat
fungsional Pranata Komputer diseluruh Indonesia. Pada hari itu bertempat
di gedung 1 lantai 10 Badan Pusat Statistik, Jakarta, mereka
mengadakan Kongres Pranata Komputer (Prakom) untuk pertama kalinya.
Kongres yang bertujuan untuk membentuk Organisasi Profesi bagi Jabatan
Fungsional Pranata Komputer tersebut menjadi tonggak bersejarah untuk
mereka melangkah kedepan dengan penuh percaya diri yang tinggi.
Organisasi Profesi tersebut mereka namakan Ikatan Prakom Indonesia
(iPrakom), melengkapi organisasi profesi jabatan fungsional tertentu
lainnya yang telah ada, seperti Ipramumas (Ikatan Pranata Humas).
Badan
Pusat Statistik, sebagai instansi pembina Jabatan Fungsional Pranata
Komputer, mempunyai kewajiban untuk membentuk organisasi profesi
tersebut , sesuai amanat PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil.
Kongres yang bertema “Pranata Komputer Terdepan
dalam Pengembangan TIK di Pemerintahan” tersebut, juga bertujuan untuk
mencari sosok ketua umum IPrakom periode pertama. Tak kurang 3 (tiga)
kandidat yang akan maju dalam pemilihan tersebut, yaitu Mohammad Ari
Nugraha (Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, BPS), Bajoe
Loedi Hargono (Direktur Pengembangan Informasi Sistem, BKN), dan
Muchammad Romzi (Direktur Sistem Informasi Statistik, BPS). Mereka akan
dipilih oleh para peserta kongres, melalui online voting yang
menggunakan device masing-masing pemilih. Hasil voting menunjukkan suara
terbanyak jatuh pada Muchammad Romzi, yang akan menjadi ketua umum
iPrakom untuk pertama kalinya
Selain acara inti diatas, kongres
ini juga diisi dengan Keynote Speech yang disampaikan oleh Rudiantara,
Menteri Komunikasi dan Informatika, serta talkshow sebagai salah satu
knowledge sharing bagi peserta kongres. Talkshow menampilkan narasumber
Prof. Suhono (penggagas konsep Smart City); Iwan Sumantri (keamanan
jaringan dan data); dan Rini Widyantini (penguatan jabatan fungsional di
kelembagaan), serta moderator Zilivia Iskandar (pembawa acara berita di
stasiun televisi Metro TV).
Dalam kesempatan tersebut, diadakan
Nota Kesepahaman antara Kementerian Komunikasi dan Informatika yang
diwakili sang Menteri Rudiantara dengan Badan Pusat Statistik yang
diwakili oleh kepala BPS, Kecuk Suhariyanto. Nota kesepahaman ini
meliputi kerjasama antara kedua instansi dalam hal penyediaan,
pemanfaatan, dan pengembangan data dan atau informasi statistik bidang
komunikasi dan informatika. Kerjasama serupa sebelumnya pernah dilakukan
antara BPS dan Kemenkominfo, yaitu pada tahun 2014. Namun kerjasama
yang dilakukan pada saat itu lebih berfokus kepada Kewajiban Pelayanan
Universal atau Universal Service Obligation dalam bidang Telekomunikasi
dan Informatika.
Selain para pejabat tinggi dan pejabat
fungsional pranata komputer dari kedua instansi tersebut, kongres ini
juga dihadiri pejabat fungsional Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan
Daerah dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya kepala BPS,
Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa di BPS, aplikasi teknologi informasi
sangat berperan penting dalam melaksanakan bisnis proses kegiatan
statistik dari hulu hingga ke hilir. Hal ini tidak terlepas dari peran
penting para pejabat fungsional pranata komputer di BPS. Mereka mampu
menciptakan berbagai inovasi dan terobosan dalam bentuk sistem
informasi, sistem rule validasi, perancangan dan pengembangan database,
website, cyber security system, penerapan CAPI dalam berbagai survei,
dan masih banyak aspek lainnya.
Kecuk juga mengarapkan agar
organisasi profesi ini dapat membawa dampak yang positif dalam
pengembangan karir para anggotanya, serta bisa membawa kemaslahatan bagi
bangsa dan negara Indonesia, dan dapat berkontribusi positif bagi
pembangunan nasional.