“This is the most difficult census,” ungkap Kecuk Suhariyanto, Kepala BPS saat menjamu tamu dari Central Bureau of Statistics (CBS) Nepal, (10/10) di Ruang Rapat Gedung 3 Lantai 2. Sensus apa yang tersulit? Sudah tentu Sensus Ekonomi (SE) jawabannya. Kunjungan CBS Nepal ini memang terkait SE. Nepal, negara “tertinggi di dunia” yang berada di Asia Selatan, memang belum pernah melakukan SE. Melihat sejarah SE di Indonesia yang cukup panjang, dimulai pada tahun 1986, Nepal bermaksud untuk belajar mengenai tata cara Sensus tersulit ini.
“Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pelatihan SE di BPS dan memperoleh pengetahuan, teknik, serta sharing pengalaman mengenai SE,” ungkap CBS dalam surat resminya. Waktu yang tepat, karena BPS baru saja menyelesaikan pendataan listing SE2016 pada Mei kemarin. Kedatangan CBS Nepal ini juga didampingi perwakilan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang diwakili ekspertisnya, Fumihiko Nishi. JICA sendiri mendampingi CBS dalam peningkatan kapasitas dalam implementasi SE yang akan dilakukan Nepal di 2018.
Selain ke BPS (pusat), CBS Nepal juga akan mengunjungi BPS Provinsi DI Yogyakarta pada tanggal 10-14 Oktober 2016. Di sana, CBS dapat melihat secara langsung bagaimana BPS melakukan strategi lapangan dan kendala apa saja yang dihadapi selama pencacahan. Mereka yang akan dilatih adalah: Anil Sharma, Director of Economic Census CBS; Mahesh Chand Pradhan, Director of Economic Census Section CBS; Rajesh Dhital, Director of Establishment Census and Survey Section CBS; dan Gopal Gurung, Senior Administrative Officer JICA Nepal Office. Diharapkan dalam kunjungan ini pegawai CBS mendapatkan ilmu dari pengalaman BPS dalam merencanakan, melaksanakan, menganalisis, dan mendiseminasikan data hasil SE.