"Setelah melalui tahapan yang cukup panjang hari ini kita bisa
mendiseminasikan hasil Sensus Pertanian," ungkap Sekretaris Utama BPS,
Atqo Mardiyanto di hadapan 664 undangan "Diseminasi Hasil Sensus
Pertanian 2023 Tahap I". Rilis ini dilakukan di hadapan perwakilan K/L,
akademisi, pelaku usaha pertanian, dan media (4/12). "Tahap kedua akan
dirilis di April 2024," info Atqo.
Jumlah unit
usaha pertanian pada 2023 ini adalah 29.360.833 unit, turun 7,42% dari
hasil ST2013. Usaha pertanian masih didominasi Usaha Pertanian
Perorangan (UTP) sebanyak 29.343.202, sedangkan Usaha Pertanian Berbadan
Hukum (UPB) naik 35,54% dari tahun 2013. Usaha Pertanian Lainnya (UTL)
juga naik 116,08% di tahun 2023. Petani milenial menjadi salah satu
fenomena yang ditemukan di sensus kali ini, dengan persentasi 25,61%
dari petani UTP berusia 27-42 tahun atau tergolong generasi milenial.
Berbeda
dengan usaha pertanian, Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) di ST2023
mengalami kenaikan sebesar 8,74% dibanding ST2013 menjadi 28,42 juta.
Namun, kenaikan ini juga diikuti kenaikan RTUP gurem sebanyak 2,64 juta
rumah tangga dalam sepuluh tahun terakhir. Padi sawah inbrida menjadi
komoditas yang paling banyak diusahakan dengan persentase sebesar 32,08%
dari total komoditas.
Plt Kepala BPS, Amalia
Adininggar Widyasanti yang hadir secara virtual mengapresiasi, "Saya
sampaikan terima kasih kepada seluruh responden yang meluangkan waktunya
dan menjawab sejujurnya kepada 196.172 petugas. Ini adalah hasil karya
kita bersama. Kami, BPS, mendorong pemanfaatan penggunaan data ST2023
secara luas," ujarnya. "Harapannya data yang cukup besar dan lengkap ini
dapat digunakan, karena data ini bukan hanya milik BPS, tapi milik kita
semua," tutup Atqo.
Digelar pula talkshow
"Pemanfaatan Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap I" yang menghadirkan M.
Habibullah (BPS), Bustanul Arifin (Forum Masyarakat Statistik), Khudori
(Komite Pendayagunaan Pertanian), Alie Humaedi (BRIN), dan Vincentius
Sariyo (Family Mart Indonesia).