April ini, BPS mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Regional Training Workshop on Experimental Ecosystem Accounting se-Asia-Pasifik. Workshop yang melibatkan peserta dari sebelas negara Asia-Pasifik ini berlangsung pada 14-17 April 2015. Workshop ini juga dihadiri oleh perwakilan kementerian dan lembaga (K/L) terkait. Rangkaian kegiatan terkait System of Environmental- Economic Accounting (SEEA) dimulai dengan sosialisasi Rencana Implementasi SEEA bertempat di Gedung 3 Lantai 1, (6/4). Sosialisasi ini mengundang beberapa stakeholders dengan pembicara Kecuk Suhariyanto, Deputi Bidang Analisis dan Neraca Statistik BPS.
Kegiatan workshop didahului dengan courtesy call antara pimpinan BPS dengan expert program SEEA sebagai technical assistant-nya. Kepala BPS memperkenalkan beberapa data yang dihasilkan BPS. Ivo Havinga, salah satu technical assistant, kagum dengan beragam jenis data BPS. Ivo mengharapkan ada kerja sama dari BPS untuk menghasilkan Integrated Bisnis Register di bidang lingkungan.
Keterlibatan para ahli dan profesor di bidang ekonomi dan lingkungan sebagai pembicara workshop merupakan magnet tersendiri. Para pengajarnya adalah Lars Hein, profesor dari Wageningen University yang mempunyai spesialisasi di biophysical modeling dan ecosystem services; Michael Bordt, assistant director dan environmental specialist di Statistics Canada yang mengajarkan konsep dan penghitungan neraca ekosistem melalui metode spatial unit, scale, dan aggregation; dan Julian Chaw, ahli statistik dari UNSD yang mengajarkan tentang penghitungan carbon accounting.
Workshop ini merupakan bagian dari capacity building bagi staf lembaga statistik, kementerian lingkungan hidup/kehutanan, serta lembaga yang terkait dengan biodiversity dan isu lingkungan lainnya. Penyelenggaraannya merupakan kerja sama dari BPS selaku tuan rumah, The United Nation Statistics Division (UNSD), United Nation Environment Programme (UNEP), The Secretariat of the Conventional on Biological Diversity (CBD), serta didukung Pemerintah Norwegia.
Ilmu ekonomi dan ilmu lingkungan selama ini dianggap sebagai dua mata koin yang tidak dapat dipersatukan karena memiliki teori yang kontradiktif satu sama lain. Sehingga banyak penelitian yang dilakukan di bidang lingkungan, berjalan terpisah dengan penelitian bidang ekonomi. Meski tidak ada yang dapat menyangkal bahwa sebagian besar kegiatan ekonomi memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan lingkungan. Sementara, banyak pula aset lingkungan yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Berlatar belakang inilah SEEA hadir untuk menjadi jembatan penghubung antara ilmu ekonomi, sosial, dan lingkungan. SEEA dalam implementasinya mampu mengintegrasikan kegiatan atau aktivitas ekonomi dengan informasi yang berkaitan dengan lingkungan dalam satu wadah yang koheren.
SEEA telah memiliki konsep serta metode standar internasional yang terangkum di dalam buku yang dapat dijadikan pedoman, yaitu SEEA-central framework dan SEEA-experimental Ecosystem Accounting. Buku ini diadopsi dari buku System National Account (SNA) 2008 yang bergerak dari sisi ekonomi dan mengaitkan aktivitas ekonomi yang ada dengan informasi lingkungan yang sesuai. Sebaliknya, SEEA-experimental Ecosystem Accounting bergerak dari sisi lingkungan atau ekosistem dan menghubungkannya dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh manusia. Data yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan yang tepat, terutama saat pembangunan ekonomi masih terus diperlukan, sementara ketersediaan sumber daya alam semakin langka dan berbagai isu kualitas lingkungan yang semakin turun. Neraca-neraca yang terdapat di dalam SEEA diharapkan mampu menunjukkan dampak komprehensif setiap kebijakan yang diambil pemerintah.
BPS juga menyelenggarakan High Level Meeting (15/4) di Gedung 1 Lantai 10 BPS yang mengumpulkan para pemangku kepentingan di K/L terkait. Dalam pertemuan tersebut, K/L terkait sepakat mengadopsi SEEA dan direncanakan pembentukan steering committee. Malamnya, di tempat yang sama, diadakan official dinner dengan peserta dari sebelas negara.
Di tahun 2015 ini, BPS berencana membangun neraca ekosistem dengan pilot project wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Pengembangan SEEA tidak harus dimulai dari skala nasional. Untuk itu, tidak harus menunggu dari pusat, BPS provinsi dan kabupaten/kota pun dapat mulai mengembangkan SEEA sesuai dengan potensi dan kebutuhan wilayah masing-masing.